Senin, 18 April 2016

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif bersifat penemuan dan dilakukan pada kondisi alamiah. Dalam melakukan penelitian ini harus memiliki banyak pengetahuan, menguasai teori dan berwawasan luas. Dalam pembahasan kali ini akan penulis sajikan mengenai pengertian metode penelitian kualitatif dan karakteristiknya
Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka.
Ini dilakukan karena merupakan salah satu ciri atau karakteristik penelitian kulaitatif untuk menggali    kedalaman. Putra (2013) dalam Penelitian Kualitatif IPS menguraikan ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:

1)   latar alamiah (naturalistik),
2)   deskriptif, artinya hasil eksplorasi atau subjek penelitian atau para partisipan melalui pengamatan dengan semua variannya, dan wawancara mendalam serta FGD harus di deskripsikan dalam catatan kualitatif yang terdiri dari catatan lapangan, catatan wawancara, catatan pribadi, catatan metodologis, dan catatan teoritis.
3)   bahasa verbal
4)   makna dan pemahaman mendalam, mengumpulkan beragam informasi, dan mencari tahu lebih dalam ada apa dibali berbagai aktifitas yang dilakukan oleh para subjek dalam latar penelitian.
5)   emik
6)   empati
7)   induktif, peneliti harus datang ke latar prnrlitian, berada di sana dalam waktu yang memadai dan menggali masal menggunakan cara berinteraksi dengan para partisipan yaitu subjek pemilik realitas yang akan diteliti.
8)   peneliti sebagai intrumen utama
9)   banyak cara mengumpulkan data
10) memahami proses dan mencaritemukan pola-pola
11) sampel purposif, populasi dianggap seragam sehingga semua anggota populasi berpeluang menjadi sampel,
12) transferability
13) desain penelitian fleksibel, dalam penelitian memperkaya atau mengganti desain penelitian selama penelitian berjalan bisa dan biasa dilakukan.
14) pertanyaan terbuka
15) holistik, artinya peneliti kualitatif tiak membagi atau memecah realitas menjadi variabel atau sejumlah variabel
16) dinamis, kompleksitas yang bersifat niscaya membawa konsekuensi penelitian itu bersifat dinamis.
17) analisis data dilakukan secara berkelanjutan, pada tiap tahap penelitian, analisi data dilakukan dengan tujuan berbeda.
18) banyak cara melakukan analisis data
19) pemeriksaan keabsahan data yang khas, instrumen harus di uji sehingga data tidak meragukan.
20) catatan kualitatif
21) data jenuh
22) fungsi teori
23) keberagaman, bersifat verbal yang terdapat dalam berbagai catatn kualitatif untuk merumuskan hasil penelitian.

Kedua puluh tiga ciri itu membedakan penelitian kualitatif dari penelitian lainnya, sekaligus menunjukkan cara kerja dan bagaimana penelitian kualitatif dilaksanakan. Dengan latar alamiah berarti penelitian kualitatif tidak merekayasa subjek yang diteliti sebagaimana penelitian kuantitif khusunya eksperimen yang dengan sengaja memberi perlakuan tertentu yang pasti tidak alamiah. Akibatnya penelitian kualitatif lebih mendahulukan deskripsi mendalam bukan menghitung menggunakan angka-angka. Bahasa verbal menjadi penting sebagai media untuk menggambarkan hasil pengangamatan dan wawancara mendalam.

Ada sejumlah pertanyaan yang sering kali muncul setiap kali membicarakan penelitian kualitatif. Beberapa pertanyaan itu adalah:

1) apakah penelitian kualitatif itu harus dilakukan dalam waktu yang panjang atau lama?

2) apakah ada kompetensi khusus untuk bisa melakukan penelitian kualitatif?
3) apakah penelitian kualitatif bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya?

4) bagaimana caranya melakukan penelitian kualitatif bagi pemula?

Penelitian kualitatif yang digunakan dakam kajian antropologi dan etnografi memang biasanya memakan waktu yang lama, bahkan sangat lama. Seorang antropog wanita asal Amerika Serikat membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk melakukan penelitian kulaitatif tentang kehidupan geisha.

Namun, dalam bidang pendidikan, manajemen, marketing, dan kesehatan tidak harus lama. Sangat tergantung pada fokus penelitian. Seorang peneliti di Australia membutuhkan waktu lebih kurang empat bulan untuk melakukan penelitian tentang permainan luar ruang bagi anak usia dini. Sementara itu penelitian kualitatif dalam manajemen ada yang dilakukan hanya empat bulan. Bahkan dalam bidang pertanian ada jenis penelitian kualitatif yang memang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. 

Ada sejumlah kompetensi khusus yang harus dikuasai oleh siapa pun yang hendak melakukan penelitian kualitatif. Di samping kompetensi peneliti pada umumnya, peneliti kualitatif harus memiliki keterampilan sosial untuk berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan semua orang, terbuka, akrab sekaligus kritis. Sebab dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen utama pengumpul data. Karena hanya manusia yang bisa menggali kedalaman dari manusia lain. Para peneliti kualitatif harus mampu mengembangkan empati untuk menggali emik yaitu penghayatan hidup subjek yang diteliti.

Penelitian kualitatif mengembangkan sejumlah cara untuk pemeriksaan keabsahan data yang sangat berbeda dari penelitian kuantitatif. Nusa Putra (2013) dalam Metode Penelitian Kualitatif Manajemen mencatat, pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara:

1) perpanjangan pengamatan
2) peningkatan ketekunan pengamatan
3) triangulasi
4) pengecekan teman sejawat
5) pengecekan anggota
6) analisis kasus negatif
7) kecukupan referensial.

Bagi para pemula, penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan. Misalnya pergi ke pasar, ke sekolah, atau ke mana pun yang menarik perhatiannya. Di tempat itu, ia melakukan dua hal yaitu mengamati dan berbicara dengan banyak orang. Sepulang dari tempat tersebut, ia harus membuat catatan lapangan berisi apa yang diamati dan diperbincangkannya. Kemudian catatan lapangan itu dianalisis untuk mencaritemukan dan merumuskan masalah penelitian. Cara kerja induktif dengan langsung ke lapangan ini lebih baik daripada menghabiskan waktu membaca buku tentang penelitian kualitatif. Si peneliti pemula itu bebas memilih, mau pergi ke tempat yang sangat dikenalnya atau yang sama sekali asing baginya.

Senin, 11 April 2016

Metode Ilmiah dan Penelitian




• Pengertian metodologi penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.

Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.


Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya. 


Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.
Beberapa perbedaan metode ilmiah dengan non ilmiah menurut Shaugnessy dan Zechmeister (dalam Liche Seniati, dkk, 2005:10) antara lain :
SPESIFIKASI NON ILMIAH ILMIAH
Pendekatan masalah Intuitif Empiris
Konsep/Teori Ambigu dengan arti yang berlebihan Jelas, operasional dan spesifik
Hipotesis Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan
Observasi gejala Tidak terkontrol, seadanya Sistematis , terkontrol
Alat Ukur Tidak akurat Akurat, tepat, sesuai
Pengukuran Tidak Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Kontrol Tidak ada Selalu dilakukan
Pelaporan Hasil Penelitian Bias, Subjektif Tdk Bias, Objektif
Sikap Peneliti Apa adanya Kritis, Skeptis, mencari bukti
Sifat Penelitian Tidak dapat diulang Dapat diulang



Sebuah metode ilmiah memerlukan pencarian sistematis untuk informasi melalui observasi dan eksperimen. Langkah-langkah dasar metode ilmiah setiap yang menyatakan masalah, mengumpulkan informasi, membentuk hipotesis, bereksperimen untuk menguji hipotesis, merekam dan menganalisis data, dan membentuk kesimpulan. Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah metode ilmiah tersebut:
  1. Observasi merupakan langkah pertama dalam metode ilmiah untuk menyatakan masalah berdasarkan pengamatan. Pada tahap ini, ilmuwan mengakui bahwa sesuatu telah terjadi dan itu terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu, ilmuwan merumuskan pertanyaan atau menyatakan masalah untuk penyelidikan. Langkah berikutnya dalam metode ilmiah adalah untuk mengeksplorasi sumber daya yang mungkin memiliki informasi tentang masalah tersebut. Di sini, ilmuwan akan melakukan penelitian perpustakaan dan berinteraksi dengan para ilmuwan lain untuk mengembangkan pengetahuan tentang berbagai pertanyaan sesuai dengan masalah yang akan mulai diteliti.
  2. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
  3. Eksperimen atau tahap mengumpulkan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
  4. Analisis atau tahap menguji analisis. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
  5. Kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah metode ilmiah, yaitu:
  1. menemukan dan merumuskan masalah
  2. memngumpulkan informasi (data-data)
  3. menyusun hipotesis atau dugaan sementara
  4. melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis, mengolah hasil percobaan (analisis data)
  5. membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
• Pengertian berfikir ilmiah

Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu dipecahkan.
Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof. Sutrisno Hadi) menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:


a) The felt need
Dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk menyesuaikan alat dengan tujuannya, atau untuk menerangkan kejadian yang tak terduga-duga.
b) The problem
Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c) The hypothesis
Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan pemecahannya atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori, dugaan-dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.
d) Collection of data as evidence
Dalam langkah ini informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan melalui pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji.
e) Concluding belief
Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa terhadap bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
f) General value of the conclusion (T.L. Kelley)
Pemikiran untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari kebutuhan masa datang yang disebut dengan ferleksi.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cerlat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan.

Penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa: “[1] Bahasa Ilmiah, [2] Logika metematika, [3] Logika statistika. Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya Sedangkan logika statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif mencari konsep- konsep yang berlaku umum”.
• Pengertian bersikap ilmiah

Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab seorang peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya.

Sikap ilmiah menurut Harsojo (1972) adalah sebagai berikut:
1. Berpikir sederhana
Dimaksudkan cara berpikir, cara menyatakan pendapat atau cara pengujian dilkukan dengan cara sederhana. Apabila suatu gejala dapat dijelaskan secara memadai oleh suatu penjelasan yang sederhana, tidak perlu dilakukan secara berputar-putar dan dipandang rumit.
2. Sikap tidak memihak
Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi semata-mata mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar balikkan fakta dan berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral tertentu.
3. Sikap sabar
Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan dalam usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari fakta yang lain sebagai dukungan pernyataan dimaksud
4. Bersikap skeptis
Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada pernyataan selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat. Seorang peneliti harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan penilain pada pernyataan ilmiah. Sikap ini yang menyebabkan seorang peneliti selalu kritis terhadap persoalan yang di hadapi.
5. Bersikap obyektif
Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya. Hindarkan pengaruh yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.
6. Bersifat relatif
Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu kepentingan tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan berdasarkan atas fakta yang diperoleh.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Jujur
c. Terbuka
d. Toleran
e. Optimis
f. Pemberani



Rabu, 06 April 2016

PEBEDAAN METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

PEBEDAAN METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Dalam melakukan sebuah penelitian kita mengenal 2 metode penelitian yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. 

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih difokuskan pada pemahaman fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap daripada merinci menjadi variabel yang saling terkait.penelitian kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman makna terdalam, mengembangkan teori dan menggambarkan realita yang kompleks. Pada penelitian kualitatif tidak bisa di peroleh atau diukur menggunakan prosedur-prosedur statistik. Penelitian kualitatif sering digunakan sebagai penelitian tentang kehidupan suatu masyarakat. Data yang dihasilkan pada penelitian kualitatif adalah data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ucapan pelaku yang sedang diamati. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang hal yang di amati serta memperoleh teori baru untuk dijadikan sebagai karya ilmiah. Paradigma yang dipakai pada penelitian kualitatif adalah paradigma alamiah yang berdasarkan pada pandangan fenomenalogis.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitan yang bersifat deskriptif dan lebih banyak menggunakan analisis.penelitan kuantitatif bertujuan mencari hubungan yang menjelaskan sebab - sebab dalam fakta - fakta sosial yang terukur, menunjukan hubungan variabel serta menganalisa. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang harus disimpulkan. Paradigma yang digunakan pada penelitian kuantitatif adalah paradigma yang berasal dari pandangan positivism. Dan juga bisa di lihat dari maksud sebuah penelitian itu sendiri
berikut perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif:
1. Desain kualitatif

a. Umum
b.Fleksibel

c. Berimbang
2. Desain kuantitatif 

a. Spesifik, jelas, terinci

b. Ditentukan dengan jelas dari awal dan dijadikan pegangan langkah demi langkahnya
3. Tujuan kualitatif
a. Memperoleh pemahaman makna verstehen

b. Mengembangkan teori

c. Menggambarkan realitas yang kompleks
4. Tujuan kuantitatif
a. Menunjukkan ikatan antar variabel

b. Menguji teori

c. Mencari generalisasi yang memiliki nilai yang prediktif
5. Teknik penelitian kualitatif
a. Observasi, participant, observation

b. Wawancara terbuka
6. Teknik penelitian kuantitatif
a. Eksperimen, observasi, terstruktur, survey

b. Wawancara berstruktur
7. Instrumen penelitian kualitatif
a. Human instrument

b. Buku catatan

c. Rekaman
8. Instrumen penelitian kuantitatif
a. Wawancara, tes, angket, skala, wawancara

b. Komputer, kalkulator
9. Data kualitatif
a. Deskriptif : dokumen pribadi, hasil catatan lapangan, ucapan atau pendapat responden, dokumen dll
10. Data kuantitatif
a. Kuantitatif (berupa angka)

b. Hasil pengukuran didasarkan pada variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
11. Sampel kualitatif
a. Kecil

b. Tidak representatif

c. Purposif
12. Sampel kuantitatif
a. Besar

b. Representatif

c. Sedapat mungkin random
13. Analisis kualitatif
a. Berkelanjutan dari awal hingga akhir penelitian

b. Induktif

c. Mencari pola, model, tema
14. Analisis kuantitatif
a. Pada taraf akhir setelah pengumpulan data selesai

b. Deduktif

c. Menggunakan statistik
15. Hubungan dengan responden (kualitatif)
a. Empati dan akrab

b. Keududukan sama, setara, jangka lama
16. Hubungan dengan responden (kuantitatif)
a. Berjarak, sering tanpa kontak langsung

b. Hubungan antara peneliti dan subjek jangka panjang
17. Usulan desain (kualitatif)
a. Singkat

b. Sedikit literatur

c. Pendekatan secara umum

d. Masalah yang diduga relevan

e. Tidak ada hipotesis

f. Fokus penelitian ditulis memperoleh data yang dikumpulkan dilapangan
18. Usulan desain (kuantitatif)
a. Luas dan terinci

b. Banyak sumber yang berhubungan dengan masalah

c. Prosedur yang khusus serta terinci setiap langkahnya

d. Masalah diuraikan dan ditujukan pada fokus tertent.

e. Hipotesis dirumuskan secara jelas dan terinci serta lengkap sebelum terjun ke lapangan.